FAUX
AMIS
Faux amis
adalah suatu istilah yang digunakan oleh bangsa
Prancis untuk mendeskripsikan suatu kata yang sama atau mirip dalam dua bahasa,
tetapi makna kata tersebut berbeda. Sebagai contoh:
Kata Bahasa
Prancis
|
Arti dalam Bahasa
Inggris
|
Histoire
|
Story, bukan history
|
Libraire
|
Bookshop, bukan library
|
Chef
|
Head os any organisation, bukan hanya chief cook
|
Agrement
|
Pleasure atau amusement, bukan agreement
|
Docteur
|
Doctor (higher degree), bukan medical practitioner
|
Medecin
|
Medical practitioner, bukan medicine
|
Parents
|
Relations in general, termasuk parents
|
Seseorang
mendapatkan faux amis diantara bahasa
Inggris sebagai perkataan dari
bagian berbeda di dunia. Seorang dari Inggris
menayakan di Amerika tentang biskuit yang diberikan sebagai cake. Padahal orang
tersebut meminta kukis sebagai biskuit. Istilah bahasa Inggris yang juga
terdapat dalam matematika dan kehidupan sehari-hari misalnya kata group, ring, field, ideal.
Seseorang
yang tidak menyadari bahwa kata yang dia gunakan adalah faux amis
yang dapat membuat
kesalahan. Seandainya kami berharap history adalah
hal yang dimaksud dan bukan story. Namun ketika kami dapat
mengambil buku tanpa membayar dari perpustakaan, tetapi bukan dari sebuah toko
buku, dan sebagainya. Pada contoh tersebut terdapat isyarat yang mungkin
menempatkan satu kewaspadaan dalam perbedaan bahasa, negara, atau konteks.
Namun,
jika kata yang sama digunakan di negara, bahasa yang sama dan konteks, dengan
dua arti yang berbeda adalah suatu hal yang tidak remeh, tapi suatu hal mendasar
seperti perbedaan antara makna (katakanlah) 'histoire'
dan 'history' yang berbeda antara
fakta dan fiksi. Hal ini mengakibatkan seseorang mungkin mengahdapi kebingungan
yang serius.
Perbedaan
tersebut juga dapat terjadi dalam konteks matematika. Salah satunya adalah
kata “pemahaman”. Hal ini yang membedakan dalam penyebutan istilah 'pemahaman
relasional' dan 'pemahaman instrumental'. Pemahaman relasional dapat diartikan
sebagai pemahaman dengan mengetahui apa yang dilakukan dan mengapa melakukan
hal tersebut. Pemahaman instrumental sebenarnya tidak dianggap sebagai
pemahaman sama sekali. Penjelasan ini seperti pada 'aturan tanpa alasan,' tanpa
disadari bahwa banyak murid dan guru memiliki aturan tersebut dan kemampuan
untuk menggunakannya.Namun apakah hal ini layak disebut sebagai 'pemahaman'.
Misalkan
seorang guru mengingatkan siswa bahwa luas persegi panjang adalah A = L x B.
Seorang murid mengatakan dia tidak mengerti, sehingga guru memberinya
penjelasan. "Rumus memberitahu kamu bahwa untuk mendapatkan luas persegi
panjang, kamu kalikan panjang dengan lebarnya." "Oh saya tahu,."
kata anak, dan melanjutkan latihan. Jika kita sekarang mengatakan kepadanya
(yang berlaku) "Anda mungkin berpikir Anda mengerti, tetapi Anda tidak bersungguh-sungguh,"
ia tidak akan setuju. "Tentu saja aku lakukan Lihatlah,.Aku punya semua
jawaban yang benar."
Kita
semua bisa memikirkan contoh semacam ini: 'meminjam' dalam pengurangan, 'putar balik
(pembilang jadi penyebut dan penyebut jadi pembilang) dan kalikan' untuk
pembagian dengan pecahan, 'bawa ke sisi lain dan ubah tanda' dalam persamaan
linier adalah sesuatu yang jelas, tetapi sekali konsep tersebut telah terbentuk,
contoh lain dari penjelasan instrumental dapat diidentifikasi dalam suatu teks yang
berlebihan dan panjang lebar. Berikut ini adalah dua contoh teks yang digunakan
oleh sekolah.
1. Contoh
pada perkalian pecahan
Untuk mengalikan
pecahan dengan pecahan, kalikan dua pembilang secara bersamaan untuk
mendapatkan hasil kali pada pembilang, dan kalikan dua penyebut secara
bersamaan untuk mendapatkan hasil kali pada penyebut.
Sebagai
contoh:
2/3 dari 4/5 = (2 x 3)/(4/5) =8/15
Tanda perkalian (x) pada umumnya digunakan sebagai
pengganti kata 'dari.'
2.
Lingkaran
Keliling lingkaran ditemukan
dengan pengukuran dari tiga kali lebih sedikit dari panjang diameternya. Dalam
sebarang lingkaran, nilai keliling lingkaran adalah nilai pendekatan 3,1416 kali
diameter (kira-kira
kali diameter). Tak satu pun dari angka-angka
ini adalah tepat, karena bilangan yang tepat tidak dapat dinyatakan sebagai pembagian
atau desimal. Bilangan ini direpresentasikan dengan huruf Yunani
(pi).
Contoh lain dari
faux amix,
Jika sekolah A mengirim tim untuk
bermain di sekolah B dalam suatu permainan yang disebut football, tetapi kedua
tim tidak tahu bahwa ada dua jenis asosiasi terhadap football yaitu soccer
(sepak bola) dan softball. Sekolah A bermain sepak bola dan belum pernah
mendengar permainan sejenis softball begitu pula sebaliknya untuk B. Setiap tim
akan memutuskan dengan cepat bahwa tim lain gila karena tidak sesuai dengan
timnya. Tim A khususnya akan berpikir bahwa tim B yang menggunakan bola yang
aneh, kecuali kedua belah pihak berhenti dan berbicara tentang apa permainan yang
mereka pikirkan.
Meskipun mungkin
sulit untuk membayangkan situasi seperti itu timbul di lapangan sepak bola, hal
ini dapat dijadikan analog terjadi pada pelajaran matematika. Pada contoh
permainan soccer bahwa satu sisi setidaknya tidak bisa menolak untuk bermain
karena sudah terjadwal demikian juga pada pelajaran matematika pertemuan
tersebut adalah wajib diikuti.
ada dua jenis
ketidakcocokan yang dapat terjadi tentang
pemahaman manakah jenis yang lebih baik,
1.
Tujuan utama dari siswa
adalah untuk memahami dengan instrumental, diajar oleh seorang guru yang
menginginkan mereka memahami dengan relasional.
2.
Tujuan utama dari siswa
adalah untuk memahami dengan relasional, diajar oleh seorang guru yang
menginginkan mereka memahami dengan instrumental.
Jenis pertama akan
menyebabkan masalah jangka pendek lebih sedikit kepada siswa, meskipun akan membuat
guru frustasi. Siswa hanya 'tidak-ingin tahu' tentang semua penjelasan
guru berguna untuk persiapan belajar
selanjutnya. Semua yang mereka inginkan adalah semacam aturan untuk mendapatkan
jawabannya. Segera setelah hal ini tercapai, mereka menghafal dan mengabaikan
sisanya.
Jika guru
mengajukan pertanyaan yang agak berbeda, tentu saja mereka akan mendapatkan kesalahan.
Sebagai contoh berikut, saat itu seorang mahasiswa di Coventry College of
Education pada praktek mengajar.Selama mengajar luas daerah ia menjadi curiga
bahwa anak-anak tidak benar-benar mengerti apa yang mereka lakukan. Jadi dia
bertanya kepada mereka: "berapa luas sebuah lapangan 20 cm kali 15 meter?"
Jawabannya adalah "300 centimeter persegi." Dia bertanya: "Mengapa tidak
300 meter persegi?" Jawaban: "Karena luas daerah selalu dalam centimeter
persegi."
Upaya
mencegah kesalahan seperti di atas siswa perlu
aturan lain (atau, tentu saja, pemahaman relasional), bahwa kedua aspek harus
dalam satuan yang sama. Ini mengantisipasi salah satu pendapat yang akan digunakan untuk melawan
pemahaman instrumental, biasanya melibatkan banyaknya aturan dari prinsip untuk
aplikasi yang lebih umum. Namun suatu kemungkinan juga bisa terjadi bahwa
beberapa siswa akan menangkap sesuatu yang dilakukan guru.
Ketidakcocokan
lain adalah ketika siswa mencoba memahami dengan relasional tetapi dalam
pengajarannya mungkin bisa menjadi sesuatu yang lebih merusak. Suatu contoh
adalah seorang anak berumur tujuh tahun. Dia adalah seorang anak sangat cerdas
dengan I.Q. 140. Pada usia lima tahun ia bisa membaca The Times, tetapi pada umur tujuh tahun dia menangisi tugas
matematika. Kemalangannya adalah ia mencoba memahami dengan relasional yang
tidak bisa dipahami dengan cara ini. Hal ini karena ketika diajarkan dengan relasional,
ia terlibat dengan cepat dengan senang.
Terdapat
banyak hal yang diajarkan di bawah penjelasan
'matematika modern' adalah diajarkan dan dipelajari secara instrumental seperti
silabus yang telah diganti. Hal ini dapat diprediksi dari kesulitan
merekonstruksi skema yang ada. Sejauh ini, inovasi mungkin yang telah dilakukan
lebih baik dengan memperkenalkan ketidakcocokan diantara guru dan tujuan dalam
content baru. Untuk tujuan memperkenalkan ide-ide seperti himpunan, pemetaan
dan variabel dengan bantuan yang benar, mereka dapat memberikan pemahaman
relasional. Jika siswa masih diajarkan secara instrumental, maka silabus tradisional
mungkin akan lebih menguntungkan. Mereka akan menjadi paling tidak mahir dalam
teknik-teknik matematika yang akan berguna bagi mereka dalam mata pelajaran
lain.
Dua faux amis
dapat diidentifikasi dalam konteks matematika bahkan dengan kata ‘matematika’
itu sendiri. Guru pada umumnya melihat suatu konsep termasuk dalam matematika
instrumental dan yang lain melihatnya sebagai matematika relasional. Dalam hal
ini tidak dibandingkan mana yang lebih baik atau lebih buruk. Terkait faux amis ini dapat kita analogikan
dengan pemain sepak bola seperti contoh diatas. Dalam pengajaranya guru
juga ada yang menggunakan secara intrumental dan yang lain menggunakan cara
relasional. Hal ini dapat di analogikan dengan contoh pengajaran musik dibawah
ini.
Bayangkan ada
dua kelompok anak-anak yang diajarkan musik sebagai subjek pensil-dan-kertas.
Mereka semua belajar dengan menuliskan lima garis paranada dan tanda not, dan
mengajarkan bahwa tanda-tanda di garis dilabel E, G, B, D, F dan antara
garis-garais tersebut dilabel F, A, C, E. Mereka belajar bahwa garis dengan
oval terbuka disebut minim, dan senilai dua oval hitam yang disebut not
seperempat, atau senilai empat oval hitam dan berekor yang disebut not
seperdelapan, dan seterusnya. kelompok ini pembelajarannya dengan menuliskan
not-not sesuai aturan. Jika mereka memiliki pelajaran musik sehari, lima hari
seminggu dalam hal sekolah, dan diberitahu bahwa itu adalah penting, anak-anak
ini bisa dalam waktu secepat mungkin belajar menuliskan tanda dalam melodi
sederhana, dan untuk memecahkan masalah sederhana seperti lagu apa ini?' dan
'Apa kuncinya? ", dan bahkan membalik melodi dari C mayor ke A
mayor." Mereka akan merasa bosan, dan aturan-aturan yang harus dihafal
akan begitu banyak sehingga masalah seperti 'Menulis melodi sederhana akan
terlalu sulit untuk sebagian besar anak. Mereka akan menyerah terhadap ini
sesegera mungkin, dan mengingatnya dengan tidak suka.
Kelompok yang
lain diajarkan untuk mengasosiasikan suara-suara tertentu dengan tanda-tanda di
atas kertas. Selama beberapa tahun pertama mereka mendengarkan alunan nada,
sehingga mereka dapat membuat sendiri instrumen sederhananya. Setelah beberapa
saat mereka masih bisa membayangkan suara setiap kali mereka melihat atau
menulis tanda di atas kertas. Hal ini berasosiasi dengan setiap barisan tanda
yang disebut melodi, dan dengan setiap himpunan vertikal suatu harmoni. Kunci C
mayor dan A mayor memiliki hubungan yang terdengar, dan hubungan yang serupa
dapat ditemukan antara pasangan tertentu lainnya dari kunci. Memori bekerja
tidak terlalu banyak terlibat, dan apa yang harus diingat sebagian besar dalam
bentuk keutuhan terkait (seperti melodi) yang pikiran mereka dapat dengan mudah
mempertahankannya. Latihan seperti yang disebutkan sebelumnya ('Menulis iringan
sederhana') akan disertai kemampuan yang lebih. Anak-anak juga akan menemukan
kenyamanan belajar dari dalam dirinya dan terus menerus secara
sukarelamelanjutkan sampai tingkat selanjutnya.
Untuk tujuan ini
saya telah menemukan satu jenis pelajaran musik yang diajarkan dengan dua cara
yang keduanya menggunakan pensil dan
kertas latihan (dalam kasus kedua, setelah tahun pertama atau dua). Analogi
pada kelompok pertama, jelas sangat condong ke matematika intrumental dan
kelompok ke dua condon ke relasional. Langkah selanjutnya adalah mencoba untuk
berdebat manfaat dari kedua sudut pandang yang jelas dan seadil-adilnya, dan
terutama dari sudut pandang yang berlawanan dengan seseorang sendiri. Inilah
sebabnya mengapa bagian berikutnya disebut Devil
Advocate. Dalam satu cara ini hanya menjelaskan bagian yang menempatkan
kasus untuk pemahaman instrumental. Tetapi juga membenarkan bagian lainnya,
karena lawan imajiner yang berpikir berbeda dari diri sendiri adalah perangkat
yang baik untuk membuat jelas bagi diri sendiri mengapa tidak berpikir seperti
itu.
DEVIL’S ADVOCATE
Mengingat bahwa begitu banyak guru
mengajar matematika instrumental, mungkin karena hal ini memiliki kelebihan
tertentu? Terdapat tiga keuntungan, setelah melalui beberapa pemikiran.
1.
Dalam konteksnya
sendiri, matematika instrumental biasanya lebih mudah untuk dipahami, terkadang
jauh lebih mudah. Beberapa topik seperti mengalikan dua angka negatif
bersama-sama, membagi dengan suatu bilangan pecahan, sulit untuk dipahami
secara relasional. 'minus dikali minus sama dengan plus dan membagi dengan
suatu pecahan adalah membalik pecahan dan mengalikannya adalah aturan yang
mudah diingat. Jika hal yang diinginkan adalah jawaban yang benar, maka
matematika instrumental dapat digunakan lebih cepat dan mudah.
2.
Penghargaan menjadi
lebih cepat dan lebih jelas. Suatu hal yang baik untuk mendapatkan jawaban yang
benar dan tidak harus menghilangkan pentingnya rasa sukses dari siswa. keberhasilan
yang siswa dapatkan dari ini.
3.
Hanya karena
pengetahuan yang kurang terlibat, seseorang dapat sering mendapat jawaban lebih cepat dengan berpikir instrumental
daripada relasional. Perbedaan ini begitu ditandai bahwa bahkan matematikawan
relasional sering menggunakan pemikiran instrumental.
Hal
di atas mungkin tidak memberikan keadilan penuh untuk matematika
instrumental. Terdapat minimal empat
keuntungan dalam matematika relasional.
1.
Hal ini lebih mudah
beradaptasi dengan tugas baru. Seorang anak belajar mengalikan dua bilangan pecahan desimal
dengan menurunkan
koma, dan menglikan bilangan bulat, kemudian memasukkan kembali koma desimal
dengan banyak yang sama dengan sebelumnya. Hal ini merupakan suatu hal
sederhana jika dimengerti. Melalui caranya, anak tersebut sulit menerapkan pada
pembagian bilangan desimal. Padahal metode tersebut dapat digunakan
menjadi
. Siswa yang sama
juga belajar bahwa jika diketahui dua sudut pada segitiga, maka sudut ketiga
dapat ditentukan dengan menambahkan kedua sudut yang diketahui dan
mengurangkannya dari 180°.
Siswa tersebut tidak
sedang bodoh dalam salah satu dari kasus ini. Dia hanya mengekstrapolasi dari sesuatu yang sudah diketahui. Namun
pemahaman relasional, dengan mengetahui tidak hanya dengan metode seperti apa dalam
bekerja tetapi juga mengapa hal tersebut dilakukan dan
memungkinkan dia untuk menghubungkan
metode untuk masalah ini serta
beradaptasi
dengan metode untuk masalah baru. Pemahaman instrumental
mengharuskan menghafal masalah dan metode
yang digunakan sesuai atau tidak
dan juga belajar metode berbeda untuk setiap masalah baru. Jadi keuntungan
pertama dari matematika relasional mudah
untuk diingat
2.
Hal ini lebih mudah
untuk diingat. Terdapat suatu
paradoks yang tampak di
sini, dalam hal ini lebih sulit untuk belajar. Contoh siswa lebih mudah belajar
bahwa 'luas segitiga =
' daripada belajar mengapa demikian? Namun mereka harus belajar
aturan terpisah untuk segitiga, persegi panjang, jajaran genjang, trapesium. Sedangkan
pada pemahaman relasional untuk mencari 'luas segitiga =
' dapat dicari dari persegi panjang. Jika menginginkan mengetahui
aturan terpisah yang lain, maka harus menurunkan dari yang lain. Untuk mengetahui
aturan-aturan yang lain dapat saling
dikaitkan sehingga memungkinkan seseorang untuk mengingat aturan sebagai bagian
dari keseluruhan yang terhubung dengan demikian akan lebih mudah diingat.
Mengajar untuk pemahaman relasional juga
dapat melibatkan lebih banyak konten nyata.
Sebelumnya, suatu penjelasan
instrumental berperan dikutip
mengarah ke pernyataan
. Untuk pemahaman relasional ini,
gagasan proporsi harus diajarkan pertama kali diantara yang lain, hal ini akan
membuat pekerjaan lebih lama dari sekedar mengajar aturan yang diberikan. Tapi
proporsionalitas memiliki berbagai aplikasi lain yang lebih luas dari pada
aturan yang diajarkan secara langsunng. Dalam matematika relasional ini terjadi
lebih sering. Ide yang diperlukan untuk memahami suatu topik tertentu berubah
menjadi dasar untuk memahami topik lain. Set, pemetaan dan kesetaraan adalah
ide-ide tersebut. Sayangnya, manfaat yang mungkin dari mengajar bahasan
tersebut sering hilang pada saat diajarkan mereka sebagai topik yang terpisah,
bukan sebagai konsep dasar di mana seluruh wilayah matematika bisa saling
terkait.
3.
Pengetahuan relasional
dapat efektif sebagai tujuan itu sendiri. Hal
ini adalah fakta empiris, berdasarkan bukti dari
percobaan terkontrol menggunakan materi bukan
matematika. Kebutuhan untuk hadiah dan hukuman
eksternal sangat berkurang, sehingga apa yang sering disebut 'motivasi' sisi pekerjaan
guru jauh lebih mudah.
4.
Skema relasional
organik dalam kualitas. Hubungan
dengan nomor 3 adalah bahwa jika
orang mendapatkan kepuasan dari pemahaman relasional, mereka tidak mungkin
hanya mencoba untuk memahami relasional materi baru yang diletakkan di depan
mereka, tetapi juga secara aktif mencari materi baru dan menjelajahi daerah
baru, sangat banyak seperti pohon memperluas akarnya atau binatang menjelajahi
wilayah baru dalam mencari makanan. Untuk mengembangkan ide ini melampaui
tingkat analogi adalah di luar cakupan tulisan ini, tetapi terlalu penting
untuk pergi keluar.
Seorang
guru mungkin membuat pilihan yang beralasan
untuk mengajar dengan
pemahaman instrumental pada satu atau lebih dari alasan berikut.
1.
Pemahaman
relasional akan memakan waktu terlalu lama untuk mencapai, dan dapat
menggunakan teknik tertentu adalah semua siswa mungkin membutuhkan.
2.
Pemahaman
relasional dari topik
tertentu terlalu sulit, tetapi
murid-murid masih membutuhkan untuk alasan pemeriksaan.
3.
Suatu
keterampilan yang diperlukan untuk digunakan dalam topik lain (misalnya, ilmu pengetahuan alam)
sebelum dapat dipahami secara relasional dengan skema saat ini tersedia untuk
siswa.
4.
Dia
adalah seorang guru junior
di suatu sekolah dengan semua pengajaran matematika yang lain adalah
instrumental.
Semua ini
menyiratkan, seperti halnya ungkapan 'membuat pilihan yang beralasan,' bahwa ia
mampu mempertimbangkan tujuan alternatif pemahaman instrumental dan relasional
pada jasa-jasa mereka dan dalam kaitannya dengan situasi tertentu. Untuk
membuat pilihan informasi semacam ini menyiratkan kesadaran perbedaan, dan
pemahaman relasional dari matematika itu sendiri. Jadi tidak lain pemahaman
relasional bisa cukup untuk seorang guru. Kita harus menghadapi kenyataan bahwa
hal ini tidak pernah hilang
dalam banyak pengajar
matematika, bahkan mungkin mayoritas.
Faktor
situasional yang berkontribusi terhadap kesulitan meliputi:
1.
Efek tidak ada perkembangan dari suatu
pemeriksaan. Mengingat pentingnya ujian
untuk pekerjaan di masa depan, salah
satu tidak bisa menyalahkan siswa jika sukses maka itu adalah salah satu tujuan utama mereka.
Cara kerja murid tidak bisa tidak dipengaruhi oleh tujuan mereka bekerja, yang
menjawab dengan benar dalam banyaknyapertanyaan
yang memadai.
2.
Silabus dengan
muatan yang banyak. Bagian dari masalah di sini
adalah konsentrasi tinggi dari konten
informasi matematika. Sebuah pernyataan matematika dapat berubah menjadi satu baris
sebanyak di topik lain mungkin memakan waktu lebih dari satu atau dua paragraf.
Matematikawan terbiasa
menangani ide-ide terkonsentrasi tersebut, hal ini sering diabaikan (yang
mungkin mengapa sebagian besar dosen matematika pergi terlalu cepat). Seseorang yang bukan ahli matematika tidak
menyadari sama sekali semua itu.
Apapun alasannya, hampir semua silabus akan jauh lebih baik jika jauh berkurang
dalam jumlah sehingga akan ada waktu untuk mengajar mereka lebih baik.
3.
Kesulitan penilaian
apakah seseorang memahami relasional atau instrumental.
Dari tanda-tanda ia membuat di atas kertas, sangat sulit untuk membuat
kesimpulan yang valid tentang proses mental yang
telah menyebabkan murid paham,
maka kesulitan menguji pemahaman
dalam matematika. Dalam situasi mengajar, berbicara dengan murid hampir pasti
cara terbaik untuk mengetahui, tetapi dalam kelas lebih dari 30 siswa, mungkin sulit untuk
menemukan waktu.
4.
Kesulitan psikologis
besar bagi guru merekonstruksi skema yang sudah ada dan sudah berjalan lama,
bahkan untuk minoritas yang tahu mereka perlu, ingin melakukannya, dan punya
waktu untuk belajar.
SUATU
FORMULASI TEORITIS
Suatu
teori tidak bisa diterapkan pada semua situasi kompleks.
Hal ini bisa dilihat dari guru
yang baik yaitu seorang guru yang dapat membangun
pengetahuan empiris mereka sendiri
dan mengabstraksikan beberapa
prinsip umum juga
memerlukan bimbingan. Pada saat pengetahuan mereka tetap dalam bentuk ini,
sebagian besar masih pada tingkat intuitif dalam diri seseorang, dan belum dapat dikomunikasikan karena tidak ada
struktur konseptual bersama (skema) dalam hal yang dapat dirumuskan. Mungkin ini perlu upaya individu dapat
diintegrasikan ke dalam satu bentuk
pengetahuan yang tersedia yang dapat dipahami oleh seseorang. Saat ini sebagian besar
guru harus belajar dari kesalahan mereka sendiri.
Untuk
memahami
tentang perbedaan antara matematika relasional dan instrumental perhatikan contoh konkret berikut : Ketika
saya pergi ke kota
tertentu untuk pertama kalinya, saya cepat belajar beberapa rute tertentu. Saya
belajar untuk mengetahui rute antara dimana
saya tinggal dan kantor rekan
saya bekerja: rute antara dimana
saya tinggal dan di mana saya
makan, rute antara kantor teman
saya dan ruang makan, dan rute
lainnya. Singkatnya, saya belajar sejumlah rencana tetap mulai dari lokasi awal sampai
lokasi tujuan tertentu.Segera setelah saya punya beberapa waktu luang, saya
mulai menjelajahi kota. Sekarang saya tidak hanya
mempelajari hal yang spesifik, tetapi untuk
belajar yang lebih luas contohnya mempelajari jalan
di sekitar kota di mana saya tertarik untuk mempelajarinya.
Pada tahap ini tujuannya
adalah membangun peta kognitif kota.
Kedua kegiatan
tersebut sangat berbeda. Namun
demikian, untuk seorang pengamat luar, sulit untuk membedakan. Siapapun melihat
saya berjalan dari A ke B akan memiliki kesulitan besar untuk mengetahui (tanpa
meminta saya) apa yang menjadi tujuan saya. Dalam satu kasus
tujuan saya adalah untuk mendapatkan tempat
B, yang merupakan keadaan pengetahuan.
Seseorang dengan
seperangkat rencana tetap dapat menemukan jalan dari satu set tertentu dari
titik awal untuk satu set tertentu dari tujuan. Karakteristik rencana adalah
bahwa ia memberitahu kepadanya apa yang harus dilakukan pada setiap titik
pilihan. Tetapi jika pada
setiap tahap ia membuat kesalahan, ia akan tersesat,
dan ia akan tetap tersesat jika
ia tidak mampu untuk menelusuri kembali langkah-langkah dan kembali ke jalan
yang benar. Sebaliknya,
seseorang dengan peta mental kota yang
bagus, bila diperlukan, rencana dalam jumlah
yang hampir tak terbatas sehingga dapat membimbing langkahnya dari setiap titik
awal ke titik selesai,
asalkan keduanya dapat dibayangkan pada peta mentalnya. Dan jika ia tidak
mengambil jalan yang salah, ia masih akan tahu di mana dia, dan dengan demikian
dapat memperbaiki kesalahannya tanpa tersesat, bahkan mungkin untuk belajar
dari itu.
Persamaan
contoh tersebut diatas dengan pembelajaran matematika sangat dekat. Pada pembelajaran
matematika merupakan pembelajaran
peningkatan jumlah rencana tetap, dimana siswa dapat menemukan jalan mereka
dari titik awal tertentu (data) ke titik-titik yang diperlukan selesai (jawaban
atas pertanyaan). Rencananya memberitahu apa yang harus dilakukan pada setiap
titik pilihan, seperti dalam contoh konkret. Dan seperti dalam contoh konkret,
apa yang harus dilakukan selanjutnya yang
ditentukan oleh situasi lokal. Tidak ada kesadaran
tentang hubungan antara keseluruhan tahapan
yang berurut
dengan tujuan akhir. Dalam
kedua kasus diatas,
pelajar bergantung pada bimbingan dari
luar untuk belajar suatu cara mendapatkan sesuatu yang baru.
Sebaliknya,
belajar matematika relasional terdiri dari membangun sebuah struktur konseptual
(skema) yang pada prinsipnya dari mana pemiliknya
bisa menghasilkan rencana yang tidak
terbatas untuk mendapatkan dari setiap titik awal dalam skema sampai setiap
titik akhir.
Perbedaan
pembelajaran relasional terhadap pembelajaran
instrumental dapat dilihat dari :
1.
Cara ini tidak
tergantung dari hasil akhir yang akan dicapai.
2.
Membangun skema dalam daerah pengetahuan menjadi
tujuan intrinsik dalam meyakinkan dirinya
sendiri.
3.
Skema murid semakin
lengkap, kepercayaan dirinya semakin
besar dalam menemukan cara baru tanpa bantuan dari luar.
4.
Namun skema ini tidak
pernah selesai. Seperti skema kita yang memperbesar,
sehingga kesadaran kita kemungkinan menjadi
lebih besar juga. Dengan demikian proses menjadi berkelanjutan dan lebih berharga.
Mengambil
lagi sejenak peran advokat setan, adalah wajar untuk bertanya apakah kita
memang berbicara tentang dua mata pelajaran, matematika relasional dan
matematika instrumental, atau hanya dua cara berpikir tentang materi pelajaran
yang sama. Menggunakan analogi beton, dua proses yang dijelaskan mungkin dianggap
sebagai dua cara yang berbeda untuk mengetahui tentang kota yang sama, dalam
hal ini perbedaan yang dibuat antara matematika instrumental dan relasional.
Tapi
apa yang merupakan matematika bukanlah materi pelajaran, tetapi jenis tertentu
pengetahuan tentang hal itu. subjek matematika relasional dan instrumental
mungkin sama: mobil bepergian pada kecepatan seragam antara dua kota, menara
yang tinggi dapat ditemukan, mayat jatuh bebas dipengaruhi gaya gravitasi, dll tetapi dua jenis
pengetahuan yang begitu berbeda sehingga saya pikir bahwa ada kasus yang kuat
untuk menganggap matematika relasional
dan instrumental sebagai berbagai jenis matematika.